Museum Reenactor Arek Ngalam: Simulakra Sejarah Perjuangan Menuju Nasionalisme
DOI:
https://doi.org/10.9744/nirmana.22.2.115-128Keywords:
Museum Reenactor Arek Ngalam, reenactment, simulakraAbstract
Belajar sejarah perjuangan bangsa secara konvensional dilakukan dengan membaca buku teks yang cenderung membosankan dan menghafal. Seiring perkembangan teknologi media dan kecenderungan interaksional, kebiasaan itu diubah salah satunya oleh kelompok reenactor dari kota Malang yang populer dengan nama Reenactor Arek Ngalam dengan mendirikan museum mandiri, menciptakan replika tiruan-tiruan kostum serdadu, alat-alat perang yang dibuat sendiri namun otentik. Aktivitas yang melibatkan Museum Brawijaya Malang. Ini menjadi hal yang menarik untuk diteliti yang dimaknai sebagai simulasi yang disimulasikan kembali. Simulakra tiruan kostum, replika senjata dan kejadian peperangan menjadi aktivitas serius. Hal itu menjadi ungkapan ekspresi nasionalisme dan sikap apresiatifnya atas sejarah perjuangan bangsa dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Penelitian ini menggunakan cara kualitatif dengan metode pengumpulan data studi pustaka, observasi lapangan dan wawancara. Unit analisis data menggunakan deskriptif 5W1H dengan menggunakan cara pandang dalam budaya visual yang berkelindan dengan teori hiperealitas-hipersemiotika dan simulakra.
References
Astuti, Y. D. (2015). Dari Simulasi Realitas Sosial Hingga Hiper-Realitas Visual: Tinjauan Komunikasi Virtual Melalui Sosial Media di Cyberspace. Jurnal Komunikasi Profetik, 8(2), 215.
Barker, C. (2011). Cultural Studies, Bantul: Kreasi Wacana
Birner, B. J. (2018). Language and Meaning. New York: Routledge.
Cox, R. H., & Schilthuis, A. (2012). Hegemony and Counterhegemony. New York: The Wiley-Blackwell Encyclopedia of Globalization
Hagijanto, A. D. (2017). Perayaan Parodi Visual Karakteristik Serdadu KNIL Andjing Nica. Disertasi. Yogyakarta: Program Pascasarjana Institut Seni Indonesia.
Hagijanto, A. D. (2021). Membaca Ambiguitas pada Ilustrasi Visual Narasi Pembelajaran Sejarah di Media Sosial. Jurnal Mudra, 36(2), 204-213.
Karseno. (2014). Peran Arsip dalam Pengusulan Kepahlawanan Nasional. Majalah Arsip. Edisi 64. Juli-Desember 2014. Makalah dari http://docplayer.info/51704847-Bab-i-pendahuluan-bangsa-yang-besar-adalah-bangsa-yang-menghargai-jasa-jasa-para-pahlawannya-itulah.html
Mirzoeff, N. (2009). What Is Visual Culture. New York: Routledge.
Piliang, Y. A. (2019). Semiotika dan Hipersemiotika: Kode, Gaya dan Matinya Makna. Yogyakarta: Penerbit Cantrik Pustaka.
Selu, M. (2001). Hiperrealitas dan Ruang Publik. Jakarta: Penerbit Penaku.
Vibriza, J. (2014). Pendekatan terhadap Kekerasan dalam Film Kartun Tom & Jerry. Jurnal Komunikasi, 12(2), 154.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.\
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).