Analisis Alih Peran Tokoh Punakawan dalam Cerita Pewayangan dengan Pendekatan Teori Dramaturgi Erving Goffman

Authors

  • Bing Bedjo Tanudjaja Universitas Kristen Petra

DOI:

https://doi.org/10.9744/nirmana.25.2.141-151

Keywords:

Punakawan, pewayangan, dramaturgi, Erving Goffman, alih peran

Abstract

Punakawan mempunyai perjalanan sejarah yang sangat panjang, sejak abad ke-12, hingga kini Punakawan yang tampil dengan ciri fisik wajah khas, bisa tampil sebagai tokoh dengan berbagai peran sesuai zamannya. Punakawan merupakan tokoh-tokoh ciptaan seniman Indonesia yang mampu merebut hati penonton seni pertunjukan di Indonesia mulai dari pertunjukan wayang kulit, wayang orang, hingga pertunjukan melalui layar kaca. Keanekaragaman seni dan budaya di Indonesia menjadikan bentuk dan tampilan visual Punakawan di setiap daerah penelitian berbeda, seperti di Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta, Cirebon. Masing-masing daerah mempunyai keunikan tersendiri, baik tampilan visual maupun maknanya. Penelitian ini menganalisis alih peran tokoh Punakawan dalam cerita pewayangan dengan pendekatan teori dramaturgi Erving Goffman. Tokoh Punakawan, yang terdiri dari Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong, memiliki peran unik sebagai pendamping para ksatria sekaligus penyampai kritik sosial. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis kualitatif dengan pendekatan deskriptif terhadap berbagai lakon pewayangan yang menggambarkan fleksibilitas peran Punakawan. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa Punakawan tidak hanya berfungsi sebagai pelengkap dalam narasi wayang, tetapi juga sebagai penghubung antara dunia mitologi dan realitas sosial. Dengan memanfaatkan humor dan kebijaksanaan, Punakawan mampu melakukan alih peran yang menyesuaikan dengan situasi, mencerminkan konsep presentasi diri dalam teori Goffman. Temuan ini menegaskan bahwa Punakawan merupakan simbol komunikasi sosial yang dinamis dan relevan dalam berbagai konteks budaya.

References

Berger, P.L. & Luckmann, T. (1990). Tafsir sosial atas kenyataan, risalah tentang sosiologi pengetahuan (pengantar oleh Frans M. Parera). Jakarta: LP3ES.

Cassirer, E. (1987) Manusia dan kebudayaan, sebuah esei tentang manusia. Jakarta: PT. Gramedia.

Clara van Groenendael, V.M. 198, Dalang di balik Wayang. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.

Goffman, E. (1956). The presentation of self in everyday life (a pelican book). United Kingdom: Penguin Books Ltd.

Hardjosoemarto, S. (1956). Petruk djadi radja. Jakarta: PN. Balai Pustaka.

Hasrinuksmo, B., dkk. (1999). Ensiklopedia Wayang Indonesia. Jakarta: Sekretariat Nasional Pewayangan Indonesia.

Kuntowijoyo. (1987). Budaya dan masyarakat. Jogjakarta: Tiara Wacana.

Simmel, G. (1968). Zur Philosophie des Schauspielers. In Michael Landmann (Ed.), Georg Simmel: Das individuelle Gesetz. Philosophische Exkurse (pp.75-95). Frankfurt/Main: Suhrkamp.

Sztompka, P. (2005). Sosiologi perubahan sosial (alih bahasa oleh Alimandan). Jakarta: Prenada Media.

Wangi, S., dkk. (1999). Ensiklopedi Wayang Indonesia. Jakarta: Lewis Publisher.

Downloads

Published

2025-07-31

How to Cite

Tanudjaja, B. B. (2025). Analisis Alih Peran Tokoh Punakawan dalam Cerita Pewayangan dengan Pendekatan Teori Dramaturgi Erving Goffman. Jurnal Desain Komunikasi Visual Nirmana, 25(2), 141–151. https://doi.org/10.9744/nirmana.25.2.141-151

Issue

Section

Articles